CARA MENJAGA KESEHATAN OTAK
Otak merupakan
organ yang sangat penting pada tubuh. Fungsi dari otak adalah untuk mengatur
dan mengkordinir semua gerakan, perilaku dan fungsi tubuh lain. Otak manusia
bertanggung jawab terhadap fungsi pengaturan seluruh badan, pengenalan, emosi,
pembelajaran motorik dan pemikiran. Berat otak manusia berkisar antara
1200-1400 gram, merupakan 2?ri berat badan total manusia. Walaupun hanya 2?ri berat badan total manusia, fungsi otak sangatlah penting. Oleh karena itu
menjaga kesehatan otak merupakan hal yang sangat mutlak untuk menjaga
kelangsungan hidup manusia.
Manfaat menjaga kesehatan otak
adalah memperlambat proses kepikunan,
berpikir lebih cerdas, mencegah penyakit-penyakit otak yaitu stroke dan
kepikunan, berprestasi dengan lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup
kita. Oleh karena itu menjaga kesehatan
otak kita adalah sesuatu yang sangat penting.
Stroke adalah penyakit yang
merupakan penyebab kematian tersering ke tiga di negara Amerika, merupakan
penyakit yang paling sering menimbulkan kecacatan. Menurut American Heart Association,
diperkirakan terjadi 3 juta penderita stroke pertahun, dan 500.000 penderita
stroke yang baru terjadi pertahun. Menurut Riskesdas 2014 (Riset Kesehatan
Dasar), stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang utama
di Indonesia.
Kepikunan merupakan salah satu
penyakit otak yang sering ditemukan saat ini. Saat ini, penduduk dunia diperkirakan berjumlah
sekitar 7 milyar, meningkat dari sekitar 6.5 milyar di tahun 2006. Peningkatan jumlah
penduduk tersebut diikuti dengan peningkatan jumlah penduduk berusia 60 tahun
ke atas; antara tahun 1970 sampai tahun 2025, jumlah mereka diperkirakan akan meningkat
223% atau bertambah sekitar 694 juta jiwa. Di tahun 2025 akan terdapat sekitar
1.2 milyar penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas, yang akan menjadi 2 milyar di
tahun 2050; 80% di antaranya tinggal di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Oleh karena itu kepikunan merupakan salah satu masalah kesehatan yang akan
dihadapi, dewasa ini.
Pencegahan
terhadap penyakit otak merupakan salah satu sasaran untuk menciptakan program
Indonesia Sehat.
Hal-hal yang dapat
kita lakukan untuk menjaga kesehatan otak adalah:
Melakukan aktivitas fisik
Melakukan
aktivitas fisik lebih dari 30 menit setiap hari. Aktivitas fisik dapat berupa jalan cepat,
berenang, bersepeda, naik tangga, dan lakukan hal-hal yang menyenangkan selama
30-45 menit.
Gizi seimbang
Asupan
makanan yang seimbang baik jenis dan jumlah. Dengan pengaturan gizi yang
seimbang, dapat mengurangi risiko penyakit stroke dan kepikunan.
Jauhi pola hidup tidak
sehat
Hindari
rokok, minum minuman beralkohol, dan
penggunaan obat-obatan terlarang.
Aktif bersosialisasi
Ikut
serta dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan.
Melakukan kegiatan yang
merangsang proses berpikir dan mental
Dengan
permainan-permainan berpikir seperti catur, game di komputer, membaca, mengisi
TTS, dan lain-lain.
Menghindari stres dan
depresi.
Penurunan
kualitas hidup banyak dipengaruhi oleh stres dan depresi. Cara menghindari
stres dan depresi adalah dengan melakukan hobi yang disukai.
Beribadah
Meningkatkan
fungsi otak lebih baik
Berpikir positif.
Tidur yang cukup dan
berkualitas
Tidur yang cukup selama 6-8 jam meningkatkan kualitas otak.
Memperhatikan berat
badan, kolesterol, tekanan darah, kencing manis, dan asam urat.
Melakukan pemeriksaan
rutin ke dokter
Oleh
karena itu lakukanlah dengan segera langkah-langkah tersebut di atas, untuk
menjaga kesehatan otak, sehingga dapat lebih produktif, masa depan lebih
baik, dan bahagia , serta dapat meningkatkan kualitas hidup anda.
Sejarah perjalanan dokter memang sangat panjang, begitupun juga ketika berbicara tentang sumbangsih dokter di Indonesia. Jauh sebelum organisasi IDI terbentuk, dokter-dokter di tanah air sudah mencatatkan dirinya sebagai salah satu pejuang kemanusiaan. Nama-nama besar seperti dr. Sutomo, Wahidin Sudirohusodo, Tjipto Mangoenkoesomo, dan nama-nama dokter lainnya tercatat dalam sejarah tak hanya memerangi penyakit namun juga memerangi penjajahan di Indonesia oleh kolonialisme.
Reply